Senin, 28 Oktober 2019

SIFAT KEIKHLASAN NABI MUHAMMAD TERHADAP PENGEMIS YAHUDI

Materi Kultum Hari Senin 28 Okt 2019
--------------------

SIFAT KEIKHLASAN NABI MUHAMMAD TERHADAP PENGEMIS YAHUDI

Di kota Madinah hiduplah seorang pengemis Yahudi yang buta. Pengemis itu biasa duduk di ujung pasar. Ia sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Tak henti-hentinya ia mencaci maki Nabi dan mempengaruhi orang-orang yang lalu lalang di dekatnya. Ia berseru-seru, “Wahai saudaraku, berhati-hatilah dengan Muhammad. Dia pembohong besar dan tukang sihir !” Pada suatu pagi, Nabi Muhammad SAW mendatangi pengemis Yahudi tersebut dan membawakan makanan. Beliau menyuapi pengemis itu dengan penuh perhatian dan kelembutan. Karena pengemis itu buta, maka si pengemis itu tidak mengetahui siapa orang yang sedang menyuapinya tersebut. Ia tidak tahu bahwa orang yang selalu dicaci makinya, yaitu Nabi Muhammad SAW adalah orang yang saat itu sedang menyuapinya dengan sabar dan penuh keikhlasan. Hampir setiap pagi Nabi Muhammad SAW membawakan makanan untuk pengemis Yahudi tersebut dan menyuapinya dengan penuh kesabaran, walaupun harus selalu mendengarkan caci maki dari si pengemis tersebut terhadap dirinya. Sampai pada suatu hari, sepeninggal Nabi Muhammad SAW, salah satu sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengunjungi rumah Aisyah, putrinya sendiri sekaligus juga adalah istri Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar bertanya kepada Aisyah, “Wahai Aisyah anakku, adakah sunnah Nabi Muhammad SAW yang belum aku kerjakan ?” Siti Aisyah pun menjawab, “Wahai Ayahku, semua sunnah Nabi Muhammad SAW telah engkau kerjakan. Namun masih ada satu sunnah lagi yang belum Ayah laksanakan”. Abu Bakar merasa penasaran dan bertanya,”Apakah sunnah itu, wahai putriku?” “Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke pasar dan membawa makanan. Lalu makanan itu Beliau berikan kepada seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.” Aisyah memberikan penjelasan kepada ayahnya. Keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar kota Madinah dengan membawa makanan. Setibanya di pasar, Abu Bakar mencari pengemis buta itu, dan berhasil menemukannya. Lalu Abu Bakar memberikan makanan dan menyuapi pengemis itu seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW sebelumnya. Namun tiba-tiba pengemis buta itu berteriak marah, “Siapa Kamu ini ?” “Aku adalah orang yang biasa menyuapimu,” jawab Abu Bakar. “Tak mungkin ! Engkau bukanlah orang yang biasa menyuapiku. Orang yang selalu datang dan menyapiku adalah orang yang lemah lembut. Ia bahkan mengunyahkan makanan itu untukku !” Abu Bakar sangat terharu mendengar apa yang dikatakan oleh pengemis buta itu. Ia membayangkan betapa mulianya akhlak dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.  Dengan ikhlas beliau memberi makan dan melayani orang yang selalu mencaci dan membencinya. Kemudian Abu Bakar berkata kepada pengemis itu, “Memang aku bukanlah orang yang biasa menyuapimu, karena orang yang biasa menyuapimu sudah tiada, beliau telah meninggal dunia. Tahukah kau, bahwa beliau adalah Nabi Muhammad SAW ?” Pengemis Yahudi itu pun sangat terkejut mendengarnya. “Benarkah ceritamu itu ? Selama ini aku selalu menghina dan memfitnahnya. Namun ia tidak pernah membalas penghinaanku. Bahkan ia malah membawakanku makanan setiap pagi. Sungguh mulia hatinya!” Setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad telah tiada, dan menyadari betapa selama ini Nabi Muhammad sangat mengasihi dan peduli padanya, pengemis Yahudi itupun menjadi sangat terharu dan tersentuh akan keindahan akhlak Nabi Muhammad SAW, hingga akhirnya pengemis Yahudi itupun memeluk agama Islam. Sebuah contoh teladan sifat ikhlas yang mulia dari sosok junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan berbuah kesadaran untuk memeluk agama Islam dari seorang yang tadinya sangat membenci Islam dan Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SENIN 23 SEPTEMBER 2024 - TAHSIN KLS 7A-7B - HAFALAN

  GURU MAPEL : AMIN NURROHIM, S.Pd.I SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG CLASS : 7A dan 7B MAPEL : TAHSIN SENIN 23 SEPTEMBER 2024: JAM KE 4-5 (7A)...