Senin, 05 Agustus 2019

MENGENAL PERISTIWA QURBAN DARI KISAH NABI IBRAHIM DAN ISMAIL

Materi Kultum Hari Selasa 06 Agustus 2
----------------------------------------------------


وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (108) سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111)

“Dan Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab, “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, “sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang ating kemudian (yaitu).”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman”. (QS. Asshaafat: 99-111)

Penjelasannya :
Nabi Ibrahim Hadir dizamannya Raja Namruz, raja yang terkenal kejam dan menyembah berhala, termasuk ayahnya Nabi Ibrahim pun mengikuti jejak Namruz, karna banyaknya kendala dan gangguan nabi Ibrahim saat berdakwah kepada Umatnya, dan juga ketidak nyamanan nabi Ibrahim saat beribadah serta kejahatan Raja Namruz sehingganya menghukum nabi Ibrahim dengan cara membakarnya hidup-hidup, namun Allah selamatkan Ibrahim dari Kobaran api yang besar. Karena dari peristwa ini nabi Ibrahim memutuskan untuk berhijrah kesuatu negeri dengan niat agar dapat berdakwah dan beribadah dengan leluasa. Dengan keyakinan penuh bahwa Allah pasti akan memberikan petunjuk, maka berangkatlah Ibrahim berhijrah menuju Allah.

Kemudian setelah berjalannya waktu nabi Ibrahim merasa butuh seorang anak untuk nantinya dapat menggantikan dan meneruskan perjuangannya (karna memang nabi Ibrahim belum juga dikaruniaii keturunan, sehingganya dalam doanya “Ya Tuhanku, Anugrahkan kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang sholeh” (dikisahnya Ibrahim berusia 86 th baru dikaruniai anak setelah menikah dengan Siti Hajar

Dan Allah kabulkan doa Ibrahim dengan dikarunia seorang anak yang penyantun juga sabar yaitu Nabi Ismail. “Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar”.

Namun pada suatu ketika, tepatnya pada malam 8 Zulhijah Nabi Ibrahim bermimpi didatangi seseorang yang membawa pesan dari Allah SWT, yang berisi perintah untuk menyembelih anaknya yakni Ismail. Nabi Ibrahim pun kaget dan muncul keraguan padanya, apakah perintah itu memang dari Tuhan atau tidak. Pada 8 Zulhijah itu, Nabi Ibrahim merenung mengenai benar atau tidaknya perintah tersebut. Dikemudian hari, kejadian mimpi ini diperingati umat Islam dengan mengerjakan puasa sunah hari tarwiyah (hari merenung).

Malam berikutnya, Nabi Ibrahim kembali mendapat mimpi yang sama. Pada mimpi yang kedua ini, Nabi Ibrahim semakin yakin bahwa perintah tersebut memang berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu pada tanggal 9 Zulhijah, umat Islam memperingatinya dengan puasa hari arafah yang artinya sebagai hari pengetahuan, yakni hari ketika Nabi Ibrahim mengetahui pesan yang berisi perintah menyembelih anak.

Lalu pada tanggal 10 Zulhijah, Nabi Ibrahim membawa Ismail untuk dikurbankan. Ismail pun bersedia dikurbankan, karena meyakini bahwa perintah itu datangnya dari Allah SWT. Selama di perjalanan, Nabi Ibrahim dan Hajar (dikisahkan) diganggu setan, yang ingin menggagalkan rencana tersebut. Mereka kemudian melempari setan yang menggoda dengan batu (Peristiwa ini diabadikan sehingga dinamakan dengan peristiwa Melontar Jumroh)

Singkat cerita…
Hari penyembelihan telah tiba namun ternyata parang yang sudah di tajamkan tersebut menjadi tumpul saat ditempelkan ke Ismail. Nabi Ismail as berkata “Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cobalah telungkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku”.

Nabi Ibrahim menuruti perkataan putranya tersebut, namun hal itu tidaklah berguna. Parang itu tetap tumpul dan tak mampu sedikit pun menyakiti Nabi Ismail As. Nabi Ibrahim merasa bingung karena gagal melaksanakan tugas yang diembannya, pada saat itu turun wahyu Allah dengan firmannya : “Dan kami panggillah dia : Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan besar”.

Kemudian sebagai ganti nyawa Nabi Ismail as yang telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as menyembelih seekor kambing yang telah tersedia disampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh Nabi Ibrahim dengan parang yang tumpul di leher putranya tadi itu.

Di sinilah terungkap bahwa apa yang diperintahkan Allah SWT. Tersebut adalah ujian untuk Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sejauh mana cinta dan ketaatan mereka terhadap Allah SWT. Nabi Ibrahim as telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pengorbanan putranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail as tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam melaksanakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan. Dan mereka membuktikannya, keduanya lulus dari ujian yang sangat berat itu.

Dan inilah asal permulaan sunnah berQurban yang dilakukan oleh umat islam pada setiap hari raya Idhul Adha di seluruh dunia.

---------------------------
Dari cerita di atas semoga kita bisa meneladani sifat Nabi Ibrahim As. Dan Nabi Ismail As. Yang begitu Sabar taat dan rela berkorban untuk beribadah Allah SWT Tuhan semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAMIS 26 SEPTEMBER 2024 - TAHSIN KLS 7C - HAFALAN

GURU MAPEL : AMIN NURROHIM, S.Pd.I SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG CLASS : 7C MAPEL : TAHSIN KAMIS 26 SEPTEMBER 2024: JAM KE 3-4 (7C) Topic:  ...