Rabu, 27 November 2019

28/11 Menghindari Kebodohan

Materi Kultum Hari Kamis 28 Nov 2019
------------------

Alkisah, ada seorang murid baru yang diperintah oleh gurunya untuk mengambil air di dekat sebuah sumur yang terletak di belakang perguruan.

Si murid pun bergegas menuju ke belakang untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan. Tanpa berpikir panjang atau mempelajari situasi di sekitar sana, pikiran dan langkah kakinya langsung tertuju pada sumur dan ember untuk menimba air.

“Aha… itu dia ember kosong dan talinya,” serunya. Dengan gembira, dia pun mulai memegang tali dan mengayunkan ember ke dalam sumur. Tetapi sampai tali yang dipegang di tangan hampir tiba di ujung, dirasakan ember nya tetap kosong, tidak juga menyentuh air di dalam sumur. Maka dia melakukan usaha lebih keras.

Tubuhnya ikut dilengkungkan ke bawah seraya matanya menatap nanar berusaha menembus kegelapan sumur sambil tangannya sibuk mengayun-ayunkan ember.

Tetapi tetap saja tidak ada apa pun yang tersentuh ember di bawah sana.  Panas yang terik dan usaha sepenuh hati yang dilakukan berkali-kali membuat keringat mengucur deras membasahi bajunya.

Murid itu pun mulai merasa kesal dan jengkel. Usahanya berkali-kali dan keinginannya untuk tidak menyerah tetapi tidak membawa hasil seperti yang diharapkan, membuat emosinya semakin memuncak.

Dari kejauhan, sang guru menyaksikan ulah si murid. Dengan senyum sabarnya dihampiri si murid. Melihat kedatangan gurunya, si murid segera berkata lantang, “Guru, saya sudah berusaha menimba air tetapi kelihatannya sumur ini sudah kering. Jika sumur ini tidak berair, mengapa Guru memerintahkan saya untuk mengambil air?”

Gurunya balik bertanya, “Berapa kali kamu menimba?”

Si murid menjawab dengan emosi, “Sudah berkali-kali. Lihat saja bajuku sampai basah kuyup begini!”

Sang Guru berkata lagi, “Kalau kamu merasa sumur itu kosong, mengapa harus terus menimba? Kamu marah, ya? Kemarahanmu sampai menutup kesadaran dan akal sehatmu ya?” Plaaaak!  Kepala si murid pun dipukul oleh sang Guru.

“Lihat ke samping sumur itu, di sana ada keran air. Tinggal dibuka krannya, airpun mengalir. Guru suruh kamu mengambil air di dekat sumur, bukan menimba di sumur!”

Seketika wajah si murid merah padam… dia merasa malu sekaligus merasa begitu bodoh karena telah membuang energi dan kemarahan tidak pada tempatnya.

Hikmah:
Sering kali kita sibuk mengumbar emosi dan kemarahan, menyalahkan orang lain dan keadaan, tanpa alasan yang jelas dan benar. Karenanya, terkadang kita perlu mendapat “kesadaran” (baik dari diri sendiri maupun orang lain) agar terhindar dari kebodohan dan kesalahan yang tidak bijak. Sehingga,  tidak perlu ada sesal di kemudian hari yang akan membebani langkah kita ke depan.

Minggu, 24 November 2019

25/11 Memperingati Hari Guru Nasional

Materi Kultum Hari Senin 25 Nov 2019
------------------

Menyampaikan materi tentang Ucapan Hari Guru dengan memberikan pesan dan nasihat untuntuk peserta didik...

Rabu, 20 November 2019

21/11 Ayat dan Hadist Tentang Toharoh

Materi Kultum Hari Kamis 21 Nov 2019
-----------------

اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ 
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222). وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ .وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ Artinya:“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”(QS. Al-Muddasir :4-5)
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah : 6)
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisaa : 43) Dengan demikian kebersihan merupakan salah satu ajaran Islam yang harus diperhatikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut. D
Abu Malik Al-Asy’ariy berkata: Rasulullah Saw. bersabda:
“Kesucian adalah syarat iman.” (HR. Muslim). 

“Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Baihaqi). 

Dari Sa’ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Mahaindah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu. Dan jangan meniru orang-orang Yahudi.” (HR. Tirmizi).

 Dari Abu Hurairah ra. mendengar Nabi Muhammad Saw. bersabda: ” Fitrah manusia ada lima, yaitu dikhitan, mencukur rambut kemaluan, mengunting kumis, memotong kuku (tangan dan kaki), serta mencabuti bulu ketiak.” (HR. Bukhari) “Wahai Abu Hurairah, potonglah kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat kuku-kuku yang panjang.” (HR. Ahmad).

 الطُّهُورُشَطْرُالْإِيمَانِ
 “Kesucian adalah sebagian dari iman.”  (HR. Muslim, Bab Fadhl Al Wudhu, No. 223. Ahmad No. 21834) H

ini memiliki perbedaan makna dengan, “Kebersihan sebagian dari iman.” Seorang manusia bisa bersih dengan mandi, menggunakan pakaian baru, dan lain-lain. Namun itu semua hanya bersih, bukan suci.

 Oleh karena itu kebersihan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk orang kafir. Sedangkan kesucian, hanyalah milik muslim, karena mereka wudhu, mandi wajib, dan tayammum, oleh karena itu wajar jika kesucian adalah bagian dari iman. Sedangkan, kebersihan belum tentu bagian dari iman, karena orang kafir juga bisa bersih-bersih.

Selasa, 19 November 2019

20/11 Kebersihan dalam Hal Muamalah

Materi Kultum Hari Rabu 20 Nov 2019
------------------

Selain dalam masalah ibadah, kita juga harus menerapkan kebersihan dalam hal muamalah (hubungan antar sesama makhluk) seperti dalam hidup berkeluarga dan dalam hidup bermasyarakat.
Kebersihan dalam Keluarga
Membersihkan diri sebelum tidur (berwudhu dan menggosok gigi), sesuai perintah Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam merupakan bagian dari kebersihan di dalam keluarga. Seperti disampaikan di dalam hadits yang maknanya: “Bersihkanlah badan, maka Allah akan membersihkan kamu. Maka sesungguhnya tidak ada seorang ‘abdi (muslim) yang tidur dalam keadaan suci/bersih kecuali tidur bersamanya, pada rambut-rambutnya, malaikat yang tidak ada henti-hentinya mendoa. ‘Ya Allah ampunilah abdimu ini karena sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci/bersih.” (H.R. Thabrani dan Ibnu Hibban).
Membiasakan diri menjaga kebersihan badan, juga diajurkan Nabi, seperti dalam sabdanya sesuai yang artinya: “Sepuluh macam dari fitrah yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air ke hidung, memotong kuku, membasuh lekuk telinga atau sela-sela kuku jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok dan berkumur”. (H.R. Muslim).
Demikian halnya, membersihkan halaman rumah, sesuai perintah baginda Nabi, yang artinya: “Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi”. (H.R. Tirmidzi)
Kebersihan dalam Masyarakat
Tidak buang air besar atau air kecil di sembarang tempat, merupakan cerminan menjaga kebersihan di dalam masyarakat, sebagaimana larangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi  Wasallam, yang artinya, “Jauhilah (perbuatan) dua orang yang menyebabkan laknat, yaitu orang yang buang air besar dan air kecil di jalanan yang biasa dilewati orang banyak atau di tempat-tempat mereka berteduh”. (H.R. Muslim)
Membersihkan sampah dari jalan atau membuangnya pada tempat yang seharusnya, juga merupakan perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang artinya: “Buanglah duri/sampah dari jalan. Sesungguhnya hal demikian itu termasuk dari sedekahmu”(H.R. Bukhari)
Kita sering mengalami bencana alam yang disebabkan oleh ulah kita sendiri seperti musibah banjir dan tanah longsor. Salah satu sebabnya adalah karena kita, orang-orang yang menghuni alam ini, tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Seperti membuang sampah sembarangan di selokan/saluran, di sungai bahkan di jalan, lalu menebang pohon-pohon tanpa mempedulikan keseimbangan alam.
Sebagai makhluk hidup yang diberi amanah Allah sebagai khalifah fil ardh, manusia seharusnya mampu menjaga keselarasan antara dirinya dan alam sekitarnya. Jika keselarasan ini tidak tercapai maka akan terjadi ketidakseimbangan alam yang bisa menyebabkan murka Allah dengan timbulnya berbagai macam musibah atau bencana.
Oleh karenanya, mari kita berkaca pada diri kita, apakah kita sudah menjaga kebersihan badan kita? Apakah kita sudah menjaga kebersihan rumah dan halaman kita? Apakah kita sudah membiasakan diri menjaga kebersihan alam/lingkungan di sekitar kita?
Kalau belum, mari kita ubah pola pikir kita terhadap masalah kebersihan (cintailah kebersihan sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintai kebersihan dan orang-orang yang bersih), mari mulai belajar dan berlatih membiasakan diri menjaga kebersihan.
Ingatlah juga bahwa kebersihan adalah bagian dari amal (akhlak) baik yang akan dilihat oleh Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik sesuai firman-Nya:
وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ…
Artinya: “Dan berbuat baiklah (ihsan), karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 195).

Senin, 18 November 2019

19/11 Bersih Adalah Bagian Dari Surga

Materi Kultum Hari Selasa 19  Nov 2019
-----------------

Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan, tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.
Begitu pentingnya kebersihan menurut Islam, sehingga orang yang membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh Allah, sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
اَﻻِسْلَامُ نَظِيْفٌ فَتَنَظَّفُوْا فَاِنَّهُ ﻻَيَدْحُلُ الْجَنَّةَ اﻻَّ نَظِيْفٌ ٠﴿ﺮﻭﺍﻩ ﺍلبيهقى﴾
Artinya :“Agama Islam itu (agama) yang bersih, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih”. (H.R. Baihaqy).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang suci. Untuk itu umat Islam harus menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Orang yang selalu bersih dan suci mengindikasikan bahwa ia telah melaksanakan sebagian dari perintah agama dan akan memperoleh fasilitas berupa surga di akhirat kelak.
Dalam hadits lain diriwayatkan, yang artinya: “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: Sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta’ala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. At-Tirmidzi).
Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah, tentu mendapatkan nilai di hadapan-Nya, yakni berpahala. Sebagai hamba yang taat, tentu kita terdorong untuk melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah.
Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan tersebut dapat dimulai dari diri kita sendiri, di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekolah. Bentuknya juga sangat bermacam-macam, mulai dari membersihkan diri setiap hari, membersihkan kelas, menata ruang kelas sehingga tampak indah dan nyaman. Bila kita dapat mewujudkan kebersihan dan keindahan, maka kehidupan kita pasti terasa lebih nyaman.
Kalau kebersihan merupakan perintah dari Allah dan Rasul-Nya, sudah seharusnyalah kita bersungguh-sungguh melaksanakan atau menerapkan kebersihan itu dalam kehidupan kita sebagai wujud dari rasa cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana firman Allah:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran [3]: 31).
Mencintai Allah dan Rasul-Nya itu tidak ada jalan kecuali dengan cara percaya kepada-Nya serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Itulah yang dinamakan beriman dan bertaqwa.
Kebersihan dapat diterapkan dalam masalah ibadah (hubungan dengan Allah), kita bisa ambil contoh dalam mendirikan shalat. Sebelum kita melaksanakan ibadah shalat maka kita harus membersihkan diri dulu dengan berwudhu.
Secara jasmani, sebagaimana dijelaskan dalam Ilmu Fiqih, berwudhu adalah membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada anggota tubuh kita yang terbuka. Sedangkan secara rohani, sebagaimana dijelaskan oleh Ulama Tasawuf, wudhu adalah membersihkan dosa-dosa yang telah dilakukan oleh anggota tubuh kita seperti menggunjing, memaki, berbohong, makan makanan haram. Dengan demikian wudhu juga merupakan sarana bertaubat sebelum menghadap Allah.
Kebersihan bukan hanya monopoli dalam ibadah shalat saja tapi ibadah-ibadah yang lainpun seperti puasa, zakat dan haji selalu ada tema kebersihan di dalamnya, apakah itu kebersihan jasmani maupun kebersihan rohani.

Minggu, 17 November 2019

Toharoh (hadas dan najis)

Materi Kultum Hari Senin 18 November 2019
----------------

"Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yang bertaubat dan mensucikan diri"

Kisah Rasulallah tentang orang yang mendapatkan siksa kubur, di sebabkan karna Air Kencingnya...

Ketika ibadah dengan membawa hadas dan najis maka ibadahnya akan percuma dan sia sia...

Rabu, 13 November 2019

Ahlak sesama Manusia 5-11

Materi Kultum hari Kamis 14 Okt 2019
-------------------

5. mendiamkannya lebih dari 3 hari Seorang muslim tidak boleh memendam dendam, apalagi mendiamkan saudaranya labih dari 3 hari. Hindari kata2 "Tiada maaf bagi mu", hendaknya seorang muslim saling memaafkan. 

6. Memberi nasihat apabila diminta "Apabila salah seorang dimintai nasehat saudaranya maka berilah ia nasehat" Muttafaqun Alaih. Surat An Nahl:125, mengajarkan kita untuk menyeru dengan hikmah, dan mendebat dangan cara yang baik. “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmah kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang yang sesat dari jalanNya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk." (Al-Nahl: 125) 

7. Besemangat dalam tolong menolong dan beramar ma'ruf nahi mungkar Tolong menolong tidak membedakan suku, bangsa, warna kulit, tetapi dengan satu kesatuan Akidah. "..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa , dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ." (QS.Al-Maidah:2) 

8. Menutupi aib saudaranya Aib disini adalah aib individual, bukan aib yang bersifat umum. Siapa saja yang menutupi aib saudaranya di dunia maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Suatu ketika seorang lelaki menemui Umar bin Khattab Radiallahu Anhu. Maksudnya menyampaikan satu berita dengan harapan ia mendapat pujian dari Khalifah kedua ini. Dihadapan Umar ia berkata: "Wahai Amirul Mukminin, saya melihat si Fulan dengan si Fulanah berpelukan di balik pohon kurma." Lalu bagaimana reaksi Umar? Lelaki ini malah dijambak jubahnya oleh Umar. Beliau sambil mengacungkan cambuk kepadanya seraya berkata: "Kenapa tidak kamu tutupi kesalahannya dan harapkan kesadaran serta taubat mereka? Bukankah Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam telah mengatakan, 'Barangsiapa menutupi aib atau kesalahan saudaranya, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia maupun akhirat." (Al Hadis). 

9. Tidak su'udhon/ berburuk sangka Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al Hujurat:12) 

10. Berkata-kata yang baik dan saling memaafkan Kata-kata yang baik adalah sedekah. Hendaknya apabila pembicaraan sudah tidak lagi bernilai, maka lebih baik diam. Seorang muslim harus membuka lebar2 pintu maaf, Putusnya silaturahim adalah salah satu sebab terbukanya pintu su'ul kothimah. (QS Al Maidah:13) 

11. Menjenguk dan mendoakan apabila saudaranya sakit, menghadiri undangannya, serta menyelenggarakan jenazahnya (memandikan, mengkafani, mensholatkan, menguburkan, dan mendoakannya). Berikan dorongan spirit, 2 kebaikan ketika kita menjenguk orang sakit, Allahuma anta bari..semoga Allah mengangkat penyakitnya dan disembuhkan, dan apabila saudara kita yang sakit sabar, Allah akan menjadikan penyakitnya pintu penghapus dosanya. Dan sebaiknya kita belajar tentang Fiqh Jenazah, sehingga apabila ada diantara saudara/ keluarga kita yang meninggal kita dapat dengan segera menyelenggarakan jenazahnya.

Selasa, 12 November 2019

Akhlak sesama manusia 3-4

Materi Kultum Hari Rabu 13 Nov 2019
----------

3. Tawadhu. tidak sombong terhadap saudaranya
Seorang muslim tidak boleh sombong terhadap saudaranya, karena sombong adalah pakaian kebesaran Allah. Sebaliknya seorang muslim harus tawadhu, rendah hati dan kasih sayang sesama manusia apalagi sesama muslim. 'janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. “(QS Lukman:18) 

 Lemah lembut dan kasih sayang Lemah lembut dan kasih sayang adalah ciri umat Rasulullah, tercermin didalam surat Al Fath ayat 29 Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al Fath:29) 5. Tidak mendiamkannya lebih dari 3 hari Seorang muslim tidak boleh memendam dendam, apalagi mendiamkan saudaranya labih dari 3 hari. Hindari kata2 "Tiada maaf bagi mu", hendaknya seorang muslim saling memaafkan

Senin, 11 November 2019

Akhlak terhdap manusia 2

Materi Kultum hari Selasa 12 Nov 2019
---------



2. Saling mendoakan apabila yang lain bersin 

Hal ini tidak dimiliki oleh agama/ ajaran apapun hanya dalam din Islam. Hadits riwayat Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:“Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan ‘Alhamdulillah (Segala puji bagi ALLOH)’ dan saudaranya atau orang yang bersamanya mengatakan kepadanya ‘Yarhamukallah (Semoga ALLOH memberikan rahmat-Nya kepadamu)’. Jika salah seorang mengucapkan ‘Yarhamukallah’, maka orang yang bersin tersebut hendaklah menjawab ‘Yahdiikumullah wayushlih baalakum (Semoga ALLOH SWT memberikanmu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” 

Minggu, 10 November 2019

Akhlak Sesama Manusia 1

Materi Kultum hari Senin 11 Nov 2019
-------------------


Persaudaraan atau persahabatan sesama muslim yang hakiki hanya terjadi jika dibangun di atas ridho Ilahi, yaitu sesama muslim mereka bersaudara, dalam kitab suci Al Qur'an dijelaskan pada surat Al Hujurat : 10. “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat nikmat.” 



Maka bagi sesama muslim setidaknya ada 11 point yang mesti dilakukan terhadap saudaranya (sesama muslim): 
1. Memberi salam apabila saling jumpa (QS Annisa:86) Banyak dari kita masih menyapa dengan "Hai", "Halo", "Pagi", padahal ini tidak ada nilai ibadahnya. Didalam Islam, salam yang bernilai ibadah (karena didalamnya ada doa) adalah Assalamualikum, dan dijawab dengan Wa alaikum salam, minimal, atau ditambahkan dengan ucapan Warahmatullahi wabarakatuh itu lebih baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS An Nisa ayat 86. Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.
--------
Lanjut besok

Rabu, 06 November 2019

Hari Anak Sedunia

Materi Kultum 07 Nov 2019
------------------

Di hari anak sedunia yg saya sampaikan mengenai kisah teladan yg berkaitan dengan hari anak...
Memberikan semangat, mitivasi, dan memohon kepada anak2 untuk memanfaatkan moment ini dan menjadi pelajaran berharga buat orang tua terutama anak anak....

Selasa, 05 November 2019

Hal hal yang harus di perhatikan saat siolat berjamaah (Mengikuti Gerakan Imam)

Materi Kultum hari Selasa 6 Nov 2019
------------------

Di antara hal yang perlu diperhatikan dalam shalat berjamaah adalah:
Niat
Niat adalah pintu masuk ibadah. Salah niat bisa merusak dan berdampak pada ketidaksahan ibadah. Sebab itu, bagi imam dianjurkan berniat untuk menjadi imam shalat berjamaah, sementara makmum diharuskan berniat mengikuti imam.
Makmum Berdiri di Belakang Imam
Posisi makmum saat shalat berjamaah harus berada di belakang imam. Minimal tumit makmum tidak boleh mendahului tumit imam. Kalau posisi makmum di depan imam, maka shalat berjamaahnya tidak sah.
 Mengikuti Gerakan Imam
Karena shalat berjamaah dipimpin imam, maka makmum wajib mengikuti seluruh gerakan imam. Shalat berjamaah bisa jadi batal kalau makmum tidak mengikuti gerakan imam. Jadi kalau imam sujud, makmum harus ikut sujud. Begitu seterusnya.
 Mengetahui Gerakan Imam
Makmum harus mengetahui setiap gerakan imam. Kalau makmum berada jauh dari imam, dia harus memastikan bahwa dia bisa mengetahui gerakan imam. Supaya dia tidak ketinggalan dan terlambat.
 Imam dan Makmum berada dalam Satu Masjid 
Jarak antara makmum dan imam tidak boleh terlalu jauh dan harus berada dalam satu masjid. Meskipun makmum berada di luar masjid, seperti shalat di teras masjid karena saking ramainya jamaah, itu tetap sah selama masih dalam satu masjid dan makmum bisa mengetahui gerakan imam. Sekarang sudah ada pengeras suara, sehingga orang yang berada di teras masjid masih bisa mengetahui gerakan imam

Senin, 04 November 2019

Hal Hal yang Harus diperhatikan Saat Sholat Berjamaah (Makmum beridiri di belakang imam)

Materi Kultum hari Selasa 5 Nov 2019
------------------

Di antara hal yang perlu diperhatikan dalam shalat berjamaah adalah:
Niat
Niat adalah pintu masuk ibadah. Salah niat bisa merusak dan berdampak pada ketidaksahan ibadah. Sebab itu, bagi imam dianjurkan berniat untuk menjadi imam shalat berjamaah, sementara makmum diharuskan berniat mengikuti imam.
Makmum Berdiri di Belakang Imam
Posisi makmum saat shalat berjamaah harus berada di belakang imam. Minimal tumit makmum tidak boleh mendahului tumit imam. Kalau posisi makmum di depan imam, maka shalat berjamaahnya tidak sah.
 Mengikuti Gerakan Imam
Karena shalat berjamaah dipimpin imam, maka makmum wajib mengikuti seluruh gerakan imam. Shalat berjamaah bisa jadi batal kalau makmum tidak mengikuti gerakan imam. Jadi kalau imam sujud, makmum harus ikut sujud. Begitu seterusnya.
 Mengetahui Gerakan Imam
Makmum harus mengetahui setiap gerakan imam. Kalau makmum berada jauh dari imam, dia harus memastikan bahwa dia bisa mengetahui gerakan imam. Supaya dia tidak ketinggalan dan terlambat.
 Imam dan Makmum berada dalam Satu Masjid 
Jarak antara makmum dan imam tidak boleh terlalu jauh dan harus berada dalam satu masjid. Meskipun makmum berada di luar masjid, seperti shalat di teras masjid karena saking ramainya jamaah, itu tetap sah selama masih dalam satu masjid dan makmum bisa mengetahui gerakan imam. Sekarang sudah ada pengeras suara, sehingga orang yang berada di teras masjid masih bisa mengetahui gerakan imam

Minggu, 03 November 2019

Hal Hal yang Harus dipertahikan dalam Sholat Berjamaah (NIAT)

Materi Kultum hari Senin 4 Nov 2019
------------------

Di antara hal yang perlu diperhatikan dalam shalat berjamaah adalah:
Niat
Niat adalah pintu masuk ibadah. Salah niat bisa merusak dan berdampak pada ketidaksahan ibadah. Sebab itu, bagi imam dianjurkan berniat untuk menjadi imam shalat berjamaah, sementara makmum diharuskan berniat mengikuti imam.
Makmum Berdiri di Belakang Imam
Posisi makmum saat shalat berjamaah harus berada di belakang imam. Minimal tumit makmum tidak boleh mendahului tumit imam. Kalau posisi makmum di depan imam, maka shalat berjamaahnya tidak sah.
 Mengikuti Gerakan Imam
Karena shalat berjamaah dipimpin imam, maka makmum wajib mengikuti seluruh gerakan imam. Shalat berjamaah bisa jadi batal kalau makmum tidak mengikuti gerakan imam. Jadi kalau imam sujud, makmum harus ikut sujud. Begitu seterusnya.
 Mengetahui Gerakan Imam
Makmum harus mengetahui setiap gerakan imam. Kalau makmum berada jauh dari imam, dia harus memastikan bahwa dia bisa mengetahui gerakan imam. Supaya dia tidak ketinggalan dan terlambat.
 Imam dan Makmum berada dalam Satu Masjid 
Jarak antara makmum dan imam tidak boleh terlalu jauh dan harus berada dalam satu masjid. Meskipun makmum berada di luar masjid, seperti shalat di teras masjid karena saking ramainya jamaah, itu tetap sah selama masih dalam satu masjid dan makmum bisa mengetahui gerakan imam. Sekarang sudah ada pengeras suara, sehingga orang yang berada di teras masjid masih bisa mengetahui gerakan imam

SENIN 30 SEPTEMBER - KAMIS 3 OKTOBER 2024 - ALL CLASS VII - KISI-KISI STS TAHSIN/TAHFIDZ

GURU MAPEL : AMIN NURROHIM, S.Pd.I SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG CLASS : 7A, 7B, 7C dan 7D MAPEL : TAHSIN/TAHFIDZ SENIN 30 SEPTEMBER 2024: J...